Rabu, 14 Mei 2014

TEKNOLOGI : APLIKASI PROBIOTIK RICA PADA BUDIDAYA UDANG WINDU


APLIKASI PROBIOTIK RICA, HARAPAN BARU KESUKSESAN BUDIDAYA UDANG WINDU


Seperti diketahui sejak tahun 1992, budidaya udang windu disejumlah kawasan di Indonesia mengalami banyak kegagalan panen sebagai akibat dari merebaknya kasus penyakit antara lain bakteri Vibrio harveyi maupun White Spot Syndrome Virus (WSSV).

Menanggapi masalah tersebut, Balai Penelitian Budidaya Air Payau Maros berhasil melakukan riset dalam upaya mengantisipasi maraknya penyakit yang menyerang udang windu tersebut, yaitu melalui aplikasi probiotik RICA. Probiotik RICA
atau Research Institute of Coastal Aquaculture ini telah secara nyata mampu mencegah penyakit udang windu. Aplikasi probiotik dengan padat tebar 2 ekor/m2 pada kondisi kasus WSSV sedang mewabah, ternyata mampu mencegah penyakit udang, dengan hasil produksi mencapai 81,4 kg/ha.

Menurut Rachmansyah, Kepala BPPBAP Maros, Penggunaan bakteri probiotik RICA pada pemeliharaan udang windu memiliki banyak keuntungan antara lain : aman karena tidak mengandung bahan kimia; tidak terakumulasi dalam rantai makanan; adanya proses reproduksi yang dapat mengurangi pemakaian berulang; organisme sasaran jarang yang menjadi agen resisten terhadap agen probiotik. “Intinya, penggunaan probiotik RICA ini diharapkan akan membawa harapan baru bagi kejayaan udang windu”, imbuh Rachmansyah.

Bagaimana Memperbanyak Probiotik RICA di Kolam Tambak Anda,..?

Bahan : Bakteri probiotik RICA dapat diperbanyak melalui kultur di lokasi tambak. Bahan-bahan yang diperlukan antara lain bakteri probiotik RICA, yaitu isolat BT951, MY1112 dan BL542 dalam media nutrient broth (100-200 ml/20 liter air tambak), tepung ikan 400 gr/20 liter air tambak, dedak halus 1.000 gr/20 liter air tambak, ragi roti (yeast) 100 gr/20 liter air tambak, molase (tetes tebu) 500 gr atau 375 ml/20 liter air tambak dan air tambak 20 liter.

Peralatan Kultur : Sedangkan peralatan kultur yang disediakan antara lain aerator double power 1 unit dilengkapi slang aerasi, ember besar tertutup untuk wadah kultur, jerigen steril, corong plastik, gayung, takaran literan, timbangan, spidol, kompor gas, panci stainless volume 50 liter, pengaduk, ember dan beberapa stoples.

Cara kultur : Pertama-tama memasak dedak dan tepung ikan dalam 20 liter air tambak hingga mendidih. Matikan api kompor lalu masukan ragi roti sambil diaduk kemudian masukan molase terus aduk hingga merata. Dinginkan campuran tersebut dengan cara merendam panci ke dalam tambak atau membaginya ke dalam beberapa tempat agar cepat dingin. Setelah dingin air tersebut dibagi kedalam dua ember lalu masukan bakteri probiotik sebanyak 10-50 ml/ember kemudian diaerasi secara terus menerus dengan aerator AC/DC. Setelah dikultur selama 4-5 hari konsentrasi bakteri sudah mencapai 10 pangkat sepuluh hingga 10 pangkat dua belas CFU/ml. Bakteri probiotik siap digunakan di tambak dengan dosis 0,2-1 ppm atau 2-10 liter/ha dengan kedalaman air 1 meter.

Cara aplikasi : Bakteri diencerkan lebih dahulu dengan air tambak kemudian ditebar merata ke permukaan air tambak. Pemberian bakteri probiotik RICA dilakukan setiap 5-7 hari untuk budidaya tradisional plus dan semi intensif, sedangkan untuk budidaya sistem intensif diperlukan aplikasi 1-2 kali perminggu atau tergantung kondisi airnya. Bakteri probiotik RICA yang terbaik adalah sistem pergiliran yaitu BT951 diberikan 4 kali sejak minggu ke-2-3 pemelihiraan kemudian diganti dengan MY1112 diberikan 3-4 kali berturut-turut kemudian diganti dengan BL542 diberikan 304 kali dan diulang lagi dengan BT951 hingga panen.

SELAMAT MENCOBA, SEMOGA BERMANFAAT..


Konsultasi lebih lanjut ke : JALAN MAKMUR DG.SITAKKA NO.129 MAROS 90512
TELEPON (0411) 371544  FAKSIMILI (0411) 371545


Tidak ada komentar: