Minggu, 10 Maret 2013

SUKSES PANEN DEMFARM UDANG MAUK




PANEN UDANG VANAME PADA LOKASI PERCONTOHAN BUDIDAYA UDANG DI KECAMATANAN KEMIRI KABUPATEN TANGERANG
POTRET HARAPAN KEBERHASILAN USAHA BUDIDAYA UDANG PANTURA JAWA



TANGERANG- Rabu, 13/2/2013. Sebagai upaya dalam memberikan bukti nyata terhadap masyarakat terkait implementasi teknologi budidaya udang anjuran dalam mendukung industrialisasi udang di Pantura Jawa, Ditjen Perikanan Budidaya telah melakukan langkah nyata melalui percontohan usaha budidaya di Kabupaten Tangerang, tepatnya pada lahan instalasi BBPBAP Jepara, Ditjen Perikanan Budidaya di Kampung Selatif, Desa Lontar Kecamatan Kemiri Kabupaten Tangerang. Tujuan
pelaksanaan percontohan udang di Kecamatan Kemiri ini adalah sebagai upaya untuk memperkenalkan model pengembangan budidaya udang melalui diseminasi teknologi budidaya anjuran dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas udang. Diharapkan dengan keberhasilan demfarm ini akan menjadi embrio bagi pengembangan usaha budidaya udang khususnya di Pantura Banten dan umumnya di Pantura Jawa.

Sebagaimana diketahui bahwa Kawasan tambak  di lokasi percontohan ini  merupakan kawasan tambak yang pada tahun 1990-2000 merupakan  salah satu  sentra  produksi udang.  Permasalahan penyakit virus, kegiatan budidaya udang telah berhenti dan pembudidaya beralih melakukan kegiatan budidaya bandeng. Namun demikian produksi bandeng juga masih rendah karena pertumbuhan  yang lambat atau bandeng kuntet yang  diduga karena kesuburan pakan alami  menurun serta lingkungan dengan kualitas air yang menurun. Oleh karena itu untuk meningkatkan produktivitas tambak pada kawasan tambak ini perlu dilakukan pengembangann budidaya udang dengan penerapan teknologi yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungan.

Capaian produktivitas sesuai harapan,..

Buah dari hasil jerih payah dan kerjasama yang baik, diwujudkan dengan dilakukannya panen bersama yaitu tahap pertama pada hari Sabtu dan Minggu, 19 s/d 20 Januari 2013 dan tahap ke-dua pada hari Rab, 13 Februari 2013. Panen yang juga dihadiri oleh Dirjen Perikanan Budidaya, Inpektur Jenderal KKP, Dirjen P2HP, Direktur Lingkup Dirjen Perikanan Budidaya, perwakilan dari unsur Pemerintah Daerah Propinsi Banten dan Kabupaten Tangerang serta disaksikan oleh masyarakat sekitar telah memberikan harapan dan bukti nyata, bahwa melalui penerapan teknologi anjuran, keberhasilan budidaya udang bukan sesuatu yang tidak mungkin dicapai.

Lahan percontohan dengan luas total petak pemeliharan  sekitar 4 ha (10 petak) ini, dikelola secara langsung oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dimana  penanggungjawab pelaksana teknis dalam hal ini adalah Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara. Dengan menerapkan teknologi semi intensif dengan menerapkan manajemen klaster (close system) dengan plastikisasi mulsa, lingkungan budidaya lebih stabil dan terkontrol sehingga tetap pada kisaran parameter yang sesuai dengan kebutuhan biologis udang. Selain itu penerapan biosekuriti dilakukan secara maksimal sebagai bentuk upaya pencegahan terhadap penyebaran hama dan penyakit udang, demikian ungkap Supito, Perekayasa BBPBAP Jepara sekaligus pelaksana teknis demfarm udang Mauk. Melalui pengelolaan tersebut hasilnya udang yang dibudidayakan mampu bertahan sampai umur panen dengan Survival Rate (SR) mampu mencapai >80%.

Pada panen tahap pertama bulan Januari yang lalu memberikan hasil yang sangat memuaskan dimana dari target produksi yang diinginkan sebesar 6 ton/ha, pada kenyataannya mampu mencapai 6,7 ton per 8.000 m2, yaitu masing2 pada petak A5 seluas 4.000 m2 sebanyak 3,27 ton dan di petak A2 seluas 4.000 m2 sebanyak 3,44 ton dengan rata-rata ukuran yang dipanen size 70 (± 14 gram/ekor), artinya sudah melampaui target yang diharapkan. Capaian memuaskan ini bukan tanpa alasan, karena menurut pendapat beberapa pihak dan testimoni dari masyarakat Kondisi Tambak di Desa Lontar mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Sedangkan panen tahap kedua kali ini dilakukan pada 1 petak dengan target mampu menghasilkan produksi sebesar 3,5 ton/4.000 m2.

Sebagai Potret Harapan Keberhasilan Usaha Budidaya Udang di Pantura Jawa,..

Sebagaimana pesan Dirjen Perikanan Budidaya, Dr. Slamet Subyakto disela-sela acara tebar perdana udang vaname di lokasi percontohan beberapa bulan yang  lalu, bahwa Demfarm Mauk harus diupayakan sebisa mungkin berhasil, karena akan menjadi potret bagi keberhasilan pengembangan budidaya udang di Pantura. “Jangan sampai gagal sehingga akan menurunkan animo masyarakat untuk berbudidaya udang”, pesan beliau.

Potret suram aktivitas budidaya udang di Kabupaten Tangerang khususnya di Desa Lontar telah secara langsung menurunkan animo masyarakat untuk kembali berbudidaya udang, ini bisa terlihat hampir secara umum geliat budidaya udang sudah tidak nampak sama sekali. Penurunan daya dukung lahan, dianggap menjadi pemicu kegagalan. Dengan keberhasilan percontohan budidaya udang di Desa Lontar ini akan menjadi bukti dan menepis kekhawatiran banyak pihak terhadap keberhasilan budidaya. Seperti halnya dikemukakan beberapa pakar bahwa tingkat kesulitan lahan tambak percontohan ini memang tergolong cukup tinggi, sehingga jika percontohan ini mampu menghasilkan produksi normal, maka ada keoptimisan usaha budidaya udang vaname di Pantura Jawa juga akan berhasil, intinya percontohan ini dapat dijadikan potret atau acuan bagi harapan keberhasilan usaha budidaya udang vaname secara umum di Pantura Jawa, dengan catatan melalui pengelolaan yang sama sesuai teknologi yang direkomendasikan.

Dengan keberhasilan ini, minat pembudidaya untuk kembali membudidayakan udang vaname kembali muncul, seperti yang disampaikan oleh Aris Suhendar, Ketua Pokdakan Mina Lestari, “bahwa dirinya bersama anggota kelompok menaruh harapan besar terhadap keberhasilan demfarm udang di Mauk ini. “Kami bersama masyarakat pembudidaya disini ingin bukti nyata terlebih dahulu terhadap keberhasilan percontohan ini, jika berhasil tanpa ada support dari Pemerintahpun kami siap secara swadaya kembali terjun berbudidaya udang kembali, tutur Aris penuh harap”. Hasil memuaskan yang dihasilkan dari lahan percontohan udang vaname di desa Lontar ini telah secara nyata membawa secercah harapan terang bagi masyarakat pembudidaya di Kabupaten Tangerang khususnya dan masyarakat pembudidaya udang di Pantura pada umumnya.
Dalam sambutanaya, Dirjen Perikanan Budidaya mengapresiasi terhadap kerja keras dan kerjasama yang baik dari semua pihak khususnya Tim dari BBPBAP Jepara atas hasil memuaskan yang telah dicapai selama ini. Ditambahkan  Slamet, melalui pengelolaan budidaya yang berpegang teguh pada prinsip keberlanjutan (sustainable aquaculture), maka bukan tidak mungkin kesuksesan dan kejayaan udang nasional akan kembali diraih. Keberhasilan percontohan udang di desa Lontar kali ini, yang nota bene mempunyai tingkat kompleksitas permasalahan yang tinggi, diharapkan akan membuka harapan baru bagi keberhasilan usaha budidaya udang secara umum di Indonesia khususnya di Pantura Jawa yang paling penting tentunya akan menumbuhkan animo atau minat masyarakat untuk kembali berbudidaya udang. Untuk itu dukungan dan kerjasama yang baik dari lintas sektoral, perbankkan/lembaga keuangan dan seluruh stakeholders pelaku usaha perikanan untuk bersama-sama bersinergi dalam mendukung industrialisasi perikanan budidaya dan mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang mandiri, karena mampu memberdayakan dan mengelola segenap potensi sumberdaya perikanan budidaya yang ada secara berkelanjutan demi pergerakan pembangunan ekonomi nasional dan sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat.

Sebagaimana diketahui bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mecanangkan kebijakan industrialisasi udang, dimana langkah awal yang dilakukan adalah melalui pengembangan percontohan usaha budidaya udang di Pantura Jawa. Melalui pengelolaan budidaya yang berpegang teguh pada prinsip keberlanjutan (sustainable aquaculture), maka bukan tidak mungkin kesuksesan dan kejayaan udang nasional akan kembali diraih. Keberhasilan percontohan udang di desa Lontar, yang nota bene mempunyai tingkat kompleksitas permasalahan yang tinggi, diharapkan akan membuka harapan baru bagi keberhasilan usaha budidaya udang secara umum di Indonesia khususnya di Pantura Jawa.



Posted by Direktorat Produksi

Tidak ada komentar: