UJICOBA APLIKASI PENGKAYAAN ENZIM PADA PELLET
DALAM PEMELIHARAAN PENDEDERAN IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma Macropomum)
oleh:
FAIRUS*)
Pengembangan
bioteknologi akuakultur salah satunya pengembangan teknologi nutrisi terus
didorong dalam rangka untuk meningkatkan efesiensi dan produktivitas budidaya
melalui riset dan perekayasaan. Penguasaan teknologi ini telah memberikan
harapan baru bagi para pelaku budidaya dalam meningkatkan efesiensi penggunaan
pakan yang merupakan bagian terbesar dalam unsur biaya produksi dan secara
langsung mampu memangkas cost produksi yang dikeluarkan, sehingga mampu
mendapatkan margin keuntungan yang lebih besar.
PROSES PEREKAYASAAN
Lokasi : Kolam petani Sleman – Jogjakarta
Padat
tebar :
80 ekor/2
Wadah :
hapa dalam kolam
Lama
budidaya : 30 hari
Berat
awal : 0,2 gram
Perlakuan :
Pellet + Enzim (50 ml/kg pakan),diberikan setiap pemberian pakan
Hasil :
Berat awal 0,2 gram; berat akhir 4,6 gram; Survival
Rate 90%
Short Discussion
Penyerapan
energi untuk pertumbuhan ikan berlangsung secara molekuler dalam dinding usus
ikan. Penyusun bahan pellet ikan umumnya berbentuk butiran (mesh sizw 100#).
Butiran pakan dalam usus ikan akan dirubah secara biokimiawi menjadi bentuk
molekul dan selanjutnya didistribusikan ke seluruh organ target untuk mensuplai
kebutuhan metabolisme. Pengubahan partikel pakan menjadi molekul ini salah
satunya penyebab inefisiensi pakan dan pertumbuhan. Enzim berperan membantu
merubah bentuk partikel menjadi molekul melalui mekanisme biokimia yang rumit.
Enzim akan rusak dengan pemanasan tinggi, sehingga enzim dalam bahan formulasi
pakan akan mengalami kerusakan fungsi saat pengeringan pakan.
Penambahan
enzim terus menerus akan membantu kecernakan pellet dalam usus ikan.
Kelengkapan enzim sangat menentukan keberhasilan metabolisme yang selanjutnya
memperngaruhi distribusi energi yang diperlukan ikan. Semakin efisien dalam penyerapan
nutrisi: (a) ikan akan menjadi lebih sehat; (b) pertambahan sel yang
diekspresikan dengan pertumbuhan semakin meningkat; (c) biological defence ikan semakin meningkat sehingga dapat membantu
dalam mepertahankan perbuhan lingkungan termasuk mikro organisme; dan (d)
resiko pencemaran feces menjadi lebih rendah karena bentuk feces lebih
sederhana.
Respon
ekspresi pertumbuhan ikan berbeda untuk setiap jenis, hal ini berkaitan dengan jumlah
dan kemampuan aktivitas enzim dalam usus ikan sendiri. Penambahan enzim melalui pellet sedikitnya
akan meningkatkan pertumbuhan 20%, namun dalam kasus pendederan ikan bawal ini,
peningkatan pertumbuhan luar biasa mencapai 119%. Aplikasi pada ikan kerapu mampu meningkatkan pertumbuhan
antara 20-25%. Aplikasi enzim dalam pellet ikan sangat efektif karena tidak ada
“leaching matreial” karena pellet
langsung direspon atau dimakan oleh ikan, sedikit berbeda dengan udang yang
respon makannya lebih lambat.
Aplikasi
enzim dalam pellet ikan ini mempunyai 3 skenario keunggulan, yaitu: (a) masa
pemeliharaan normal dengan jenis pellet standar akan diperoleh peningkatan
biomasa sedikitnya 20%; (b) biomasa ikan yang sama dapat dicapai dalam 80%
waktu pemeliharaan atau waktu panen lebih pendek dan resiko lebih kecil; (c) dapat
dilakukan dengan mengurangi mutu pellet sebesar 20% dan akan mendapatkan
biomasa standar dengan waktu pemeliharaan standar. Keuntungan lain yang tidak
pernah dihitung dalam proses budidaya ini adalah: memburuknya lingkungan akibat
kegiatan akuakultur seperti feces (diatas 20%) dari pakanyng diberikan yang
mencemari lingkungan budidaya. Struktur feces ikan (aplikasi enzim), akan lebih
simple sehingga sangat mudah dirombak oleh mikro organisme sehingga mengurangi
pencemaran lingkungan air yang sangat mahal.
Hitungan
secara ekonomis pada pemeliharaan ikan: setiap biomasa ikan 1 ton, akan
mendapat 200 kg ikan dengan pengali harga 10.000, diperoleh Rp. 2.000.000,-.
Biaya enzim Rp. 250.000,- sehingga pembudidaya akan mendapatkan tambahan
benefit Rp. 1.750.000.-/ton ikan. Jika diaplikasikan pada ikan yang lebih mahal
seperti ikan kerapu dengan nilai harga jual diatas Rp.100.000,-/kg pembudidaya
akan mendapatkan benefit sangat banyak (sedikitnya 17 juta rupiah).
Prosedur Aplikasi NEWZIME
Fungsi
bahan
membantu
memecah pakan dari bentuk butiran halus hingga dalam bentuk molekul dan
berperan sebagai “pengantar nutrisi" dari pakan (pellet) ke dinding usus
untuk selanjutnya didistribusikan ke seluruh organ target.
Kemasan
Kemasan
dalam bentuk saset isi 5 gram, bentuk bahan berupa granular berwarna kuning,
untuk pencampur 20 kg pakan.
Prosedur
Penggunaan
- Sediakan blender dapur (yang biasa dipakai membuah juice buah) dan air bersih (air isi ulang atau air PDAM yang sudah bebas bau kaporit)
- Tuangkan air bersih 1.0 liter dalam mangkuk blender dan selanjutnya masukkan 1 saset bahan (5 gram), biarkan selama 5-10 menit, kemudian blender dihidupkan hingga bahan larut secara sempurna.
- Newzime cair selanjutnya dituangkan ke dalam botol untuk disimpan beberapa hari (lebih aman disimpan dalam referigerator) atau langsung digunakan.
- Ambil 50 cc untuk membasasi setiap 1 kg pellet (bisa dilakukan secara manual atau dengan semprotan). Pellet selanjutnya diangin-anginkan selama 10 menit, kemudian dapat diberikan ke ikan/udang. Bila pencampuran dirasa tidak dapat rata, boleh diencerkan dengan secukupnya.
- Pellet yang telah tercampur newzime sebaiknya digunakan dalam 1 hari pemakaian unt menghindari terkembangnya jamur.
- Aplikasi newzime diberikan setiap kali pemberian pakan dari awal pemeliharaan hingga akhir pemeliharaan ikan/udang.
Manfaat
- Meningkatkan pertumbuhan ikan/udang antara 20-50% tergantung jenis dan stadia ikan/udang.
- Meningkatkan efisiensi penggunaan pakan
- Meningkatkan kesehatan ikan/udang
- Mengurangi resiko pollutan lingkungan akibat pakan tersisa atau feces
*)
: Perekayasa Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara
1 komentar:
Gan minta info untuk pembelian enzym campuran pakan lele bisa saya beli dimana lokasi saya cibitung bekasi, saya memiliki 20 kolam tanah masing +- 100m2 s/d 150m2 (salim 081319633397)
Posting Komentar