APLIKASI PROBIOTIK RICA, HARAPAN BARU KESUKSESAN
BUDIDAYA UDANG WINDU
Seperti diketahui sejak tahun 1992,
budidaya udang windu disejumlah kawasan di Indonesia mengalami banyak kegagalan
panen sebagai akibat dari merebaknya kasus penyakit antara lain bakteri Vibrio harveyi maupun White Spot Syndrome Virus (WSSV).
Menanggapi masalah tersebut, Balai
Penelitian Budidaya Air Payau Maros berhasil melakukan riset dalam upaya
mengantisipasi maraknya penyakit yang menyerang udang windu tersebut, yaitu
melalui aplikasi probiotik RICA. Probiotik RICA
atau Research Institute of Coastal Aquaculture ini telah secara nyata mampu mencegah penyakit udang windu. Aplikasi probiotik dengan padat tebar 2 ekor/m2 pada kondisi kasus WSSV sedang mewabah, ternyata mampu mencegah penyakit udang, dengan hasil produksi mencapai 81,4 kg/ha.
atau Research Institute of Coastal Aquaculture ini telah secara nyata mampu mencegah penyakit udang windu. Aplikasi probiotik dengan padat tebar 2 ekor/m2 pada kondisi kasus WSSV sedang mewabah, ternyata mampu mencegah penyakit udang, dengan hasil produksi mencapai 81,4 kg/ha.
Menurut Rachmansyah, Kepala BPPBAP
Maros, Penggunaan bakteri probiotik RICA pada pemeliharaan udang windu memiliki
banyak keuntungan antara lain : aman karena tidak mengandung bahan kimia; tidak
terakumulasi dalam rantai makanan; adanya proses reproduksi yang dapat
mengurangi pemakaian berulang; organisme sasaran jarang yang menjadi agen
resisten terhadap agen probiotik. “Intinya, penggunaan probiotik RICA ini
diharapkan akan membawa harapan baru bagi kejayaan udang windu”, imbuh
Rachmansyah.
Bagaimana
Memperbanyak Probiotik RICA di Kolam Tambak Anda,..?
Bahan
:
Bakteri probiotik RICA dapat diperbanyak melalui kultur di lokasi tambak.
Bahan-bahan yang diperlukan antara lain bakteri probiotik RICA, yaitu isolat
BT951, MY1112 dan BL542 dalam media nutrient broth (100-200 ml/20 liter air
tambak), tepung ikan 400 gr/20 liter air tambak, dedak halus 1.000 gr/20 liter
air tambak, ragi roti (yeast) 100 gr/20 liter air tambak, molase (tetes tebu)
500 gr atau 375 ml/20 liter air tambak dan air tambak 20 liter.
Peralatan
Kultur :
Sedangkan peralatan kultur yang disediakan antara lain aerator double power 1
unit dilengkapi slang aerasi, ember besar tertutup untuk wadah kultur, jerigen
steril, corong plastik, gayung, takaran literan, timbangan, spidol, kompor gas,
panci stainless volume 50 liter, pengaduk, ember dan beberapa stoples.
Cara kultur : Pertama-tama memasak
dedak dan tepung ikan dalam 20 liter air tambak hingga mendidih. Matikan api
kompor lalu masukan ragi roti sambil diaduk kemudian masukan molase terus aduk
hingga merata. Dinginkan campuran tersebut dengan cara merendam panci ke dalam
tambak atau membaginya ke dalam beberapa tempat agar cepat dingin. Setelah
dingin air tersebut dibagi kedalam dua ember lalu masukan bakteri probiotik
sebanyak 10-50 ml/ember kemudian diaerasi secara terus menerus dengan aerator
AC/DC. Setelah dikultur selama 4-5 hari konsentrasi bakteri sudah mencapai 10
pangkat sepuluh hingga 10 pangkat dua belas CFU/ml. Bakteri probiotik siap
digunakan di tambak dengan dosis 0,2-1 ppm atau 2-10 liter/ha dengan kedalaman
air 1 meter.
Cara
aplikasi
: Bakteri diencerkan lebih dahulu dengan air tambak kemudian ditebar merata ke permukaan
air tambak. Pemberian bakteri probiotik RICA dilakukan setiap 5-7 hari untuk
budidaya tradisional plus dan semi intensif, sedangkan untuk budidaya sistem
intensif diperlukan aplikasi 1-2 kali perminggu atau tergantung kondisi airnya.
Bakteri probiotik RICA yang terbaik adalah sistem pergiliran yaitu BT951
diberikan 4 kali sejak minggu ke-2-3 pemelihiraan kemudian diganti dengan
MY1112 diberikan 3-4 kali berturut-turut kemudian diganti dengan BL542
diberikan 304 kali dan diulang lagi dengan BT951 hingga panen.
SELAMAT MENCOBA, SEMOGA BERMANFAAT..
Konsultasi
lebih lanjut ke
: JALAN MAKMUR DG.SITAKKA NO.129 MAROS 90512
TELEPON (0411) 371544 FAKSIMILI (0411) 371545
Tidak ada komentar:
Posting Komentar