PANEN UDANG VANAME PADA LOKASI PERCONTOHAN
BUDIDAYA UDANG DI KECAMATANAN KEMIRI KABUPATEN TANGERANG
POTRET HARAPAN KEBERHASILAN USAHA BUDIDAYA UDANG
PANTURA JAWA
TANGERANG- Rabu, 13/2/2013. Sebagai upaya dalam memberikan bukti nyata terhadap
masyarakat terkait implementasi teknologi budidaya udang anjuran dalam
mendukung industrialisasi udang di Pantura Jawa, Ditjen Perikanan Budidaya
telah melakukan langkah nyata melalui percontohan usaha budidaya di Kabupaten
Tangerang, tepatnya pada lahan instalasi BBPBAP Jepara, Ditjen Perikanan
Budidaya di Kampung Selatif, Desa Lontar Kecamatan Kemiri Kabupaten Tangerang.
Tujuan
pelaksanaan percontohan udang di Kecamatan Kemiri ini adalah sebagai upaya untuk memperkenalkan model pengembangan budidaya udang melalui diseminasi teknologi budidaya anjuran dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas udang. Diharapkan dengan keberhasilan demfarm ini akan menjadi embrio bagi pengembangan usaha budidaya udang khususnya di Pantura Banten dan umumnya di Pantura Jawa.
pelaksanaan percontohan udang di Kecamatan Kemiri ini adalah sebagai upaya untuk memperkenalkan model pengembangan budidaya udang melalui diseminasi teknologi budidaya anjuran dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas udang. Diharapkan dengan keberhasilan demfarm ini akan menjadi embrio bagi pengembangan usaha budidaya udang khususnya di Pantura Banten dan umumnya di Pantura Jawa.
Sebagaimana
diketahui bahwa Kawasan tambak di
lokasi percontohan
ini merupakan kawasan tambak yang pada
tahun 1990-2000 merupakan salah
satu sentra produksi udang. Permasalahan penyakit virus, kegiatan
budidaya udang telah berhenti dan pembudidaya beralih melakukan kegiatan
budidaya bandeng. Namun demikian produksi bandeng juga masih rendah karena
pertumbuhan yang lambat atau bandeng
kuntet yang diduga karena kesuburan
pakan alami menurun serta lingkungan
dengan kualitas air yang menurun. Oleh karena itu untuk meningkatkan
produktivitas tambak pada kawasan tambak ini perlu dilakukan pengembangann
budidaya udang dengan penerapan teknologi yang tepat sesuai dengan kondisi
lingkungan.
Capaian produktivitas sesuai harapan,..
Buah
dari hasil jerih payah dan kerjasama yang baik, diwujudkan dengan dilakukannya
panen bersama yaitu tahap pertama pada hari Sabtu dan Minggu, 19 s/d 20 Januari
2013 dan tahap ke-dua pada hari Rab, 13 Februari 2013. Panen yang juga dihadiri
oleh Dirjen Perikanan Budidaya, Inpektur Jenderal KKP, Dirjen P2HP, Direktur
Lingkup Dirjen Perikanan Budidaya, perwakilan dari unsur Pemerintah Daerah
Propinsi Banten dan Kabupaten Tangerang serta disaksikan oleh masyarakat
sekitar telah memberikan harapan dan bukti nyata, bahwa melalui penerapan
teknologi anjuran, keberhasilan budidaya udang bukan sesuatu yang tidak mungkin
dicapai.
Lahan percontohan dengan luas total petak
pemeliharan sekitar 4 ha (10 petak) ini,
dikelola secara langsung oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
dimana penanggungjawab pelaksana teknis
dalam hal ini adalah Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara. Dengan
menerapkan teknologi semi intensif dengan menerapkan manajemen klaster (close system) dengan plastikisasi mulsa,
lingkungan budidaya lebih stabil dan terkontrol sehingga tetap pada kisaran
parameter yang sesuai dengan kebutuhan biologis udang. Selain itu penerapan
biosekuriti dilakukan secara maksimal sebagai bentuk upaya pencegahan terhadap
penyebaran hama dan penyakit udang, demikian ungkap Supito, Perekayasa BBPBAP
Jepara sekaligus pelaksana teknis demfarm udang Mauk. Melalui pengelolaan
tersebut hasilnya udang yang dibudidayakan mampu bertahan sampai umur panen
dengan Survival Rate (SR) mampu mencapai >80%.
Pada
panen tahap pertama bulan Januari yang lalu memberikan hasil yang sangat
memuaskan dimana dari target produksi yang diinginkan sebesar 6 ton/ha, pada
kenyataannya mampu mencapai 6,7 ton per 8.000 m2, yaitu masing2 pada petak A5
seluas 4.000 m2 sebanyak 3,27 ton dan di petak A2 seluas 4.000 m2 sebanyak 3,44
ton dengan rata-rata ukuran yang dipanen size 70 (± 14 gram/ekor), artinya
sudah melampaui target yang diharapkan. Capaian memuaskan ini bukan tanpa
alasan, karena menurut pendapat beberapa pihak dan testimoni dari masyarakat
Kondisi Tambak di Desa Lontar mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi.
Sedangkan panen tahap kedua kali ini dilakukan pada 1 petak dengan target mampu
menghasilkan produksi sebesar 3,5 ton/4.000 m2.
Sebagai Potret Harapan Keberhasilan Usaha Budidaya
Udang di Pantura Jawa,..
Sebagaimana
pesan Dirjen Perikanan Budidaya, Dr. Slamet Subyakto disela-sela acara tebar
perdana udang vaname di lokasi percontohan beberapa bulan yang lalu, bahwa Demfarm Mauk harus diupayakan
sebisa mungkin berhasil, karena akan menjadi potret bagi keberhasilan
pengembangan budidaya udang di Pantura. “Jangan sampai gagal sehingga akan
menurunkan animo masyarakat untuk berbudidaya udang”, pesan beliau.
Potret suram
aktivitas budidaya udang di Kabupaten Tangerang khususnya di Desa Lontar telah
secara langsung menurunkan animo masyarakat untuk kembali berbudidaya udang,
ini bisa terlihat hampir secara umum geliat budidaya udang sudah tidak nampak
sama sekali. Penurunan daya dukung lahan, dianggap menjadi pemicu kegagalan. Dengan
keberhasilan percontohan budidaya udang di Desa Lontar ini akan menjadi bukti
dan menepis kekhawatiran banyak pihak terhadap keberhasilan budidaya. Seperti
halnya dikemukakan beberapa pakar bahwa tingkat kesulitan lahan tambak
percontohan ini memang tergolong cukup tinggi, sehingga jika percontohan ini
mampu menghasilkan produksi normal, maka ada keoptimisan usaha budidaya udang vaname
di Pantura Jawa juga akan berhasil, intinya percontohan ini dapat dijadikan
potret atau acuan bagi harapan keberhasilan usaha budidaya udang vaname secara
umum di Pantura Jawa, dengan catatan melalui pengelolaan yang sama sesuai
teknologi yang direkomendasikan.
Dengan keberhasilan ini, minat pembudidaya untuk
kembali membudidayakan udang vaname kembali muncul, seperti yang disampaikan
oleh Aris Suhendar, Ketua Pokdakan Mina Lestari, “bahwa
dirinya bersama anggota kelompok menaruh harapan besar terhadap keberhasilan
demfarm udang di Mauk ini. “Kami bersama masyarakat pembudidaya disini ingin
bukti nyata terlebih dahulu terhadap keberhasilan percontohan ini, jika
berhasil tanpa ada support dari
Pemerintahpun kami siap secara swadaya kembali terjun berbudidaya udang
kembali, tutur Aris penuh harap”. Hasil memuaskan yang dihasilkan dari lahan
percontohan udang vaname di desa Lontar ini telah secara nyata membawa secercah
harapan terang bagi masyarakat pembudidaya di Kabupaten Tangerang khususnya dan
masyarakat pembudidaya udang di Pantura pada umumnya.
Dalam sambutanaya,
Dirjen Perikanan Budidaya mengapresiasi terhadap kerja keras dan kerjasama
yang baik dari semua pihak khususnya Tim dari BBPBAP Jepara atas hasil
memuaskan yang telah dicapai selama ini. Ditambahkan Slamet, melalui pengelolaan budidaya yang berpegang teguh pada
prinsip keberlanjutan (sustainable
aquaculture), maka bukan tidak mungkin kesuksesan dan kejayaan udang
nasional akan kembali diraih. Keberhasilan percontohan udang di desa Lontar
kali ini, yang nota bene mempunyai tingkat kompleksitas permasalahan yang
tinggi, diharapkan akan membuka harapan baru bagi keberhasilan usaha budidaya
udang secara umum di Indonesia khususnya di Pantura Jawa yang paling penting
tentunya akan menumbuhkan animo atau minat masyarakat untuk kembali berbudidaya
udang. Untuk itu dukungan dan kerjasama yang baik
dari lintas sektoral, perbankkan/lembaga keuangan dan seluruh stakeholders pelaku usaha perikanan untuk
bersama-sama bersinergi dalam mendukung industrialisasi perikanan budidaya dan mewujudkan Indonesia
sebagai bangsa yang mandiri, karena mampu memberdayakan dan mengelola segenap
potensi sumberdaya perikanan budidaya yang ada secara berkelanjutan demi pergerakan
pembangunan ekonomi nasional dan sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat.
Sebagaimana
diketahui bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mecanangkan kebijakan
industrialisasi udang, dimana langkah awal yang dilakukan adalah melalui
pengembangan percontohan usaha budidaya udang di Pantura Jawa. Melalui
pengelolaan budidaya yang berpegang teguh pada prinsip keberlanjutan (sustainable aquaculture), maka bukan
tidak mungkin kesuksesan dan kejayaan udang nasional akan kembali diraih.
Keberhasilan percontohan udang di desa Lontar, yang nota bene mempunyai tingkat
kompleksitas permasalahan yang tinggi, diharapkan akan membuka harapan baru
bagi keberhasilan usaha budidaya udang secara umum di Indonesia khususnya di
Pantura Jawa.
Posted by
Direktorat Produksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar