MEMBANGUN KONSEP
KLASTER AQUABISNIS RUMPUT LAUT
DI
KABUPATEN JEAPARA
Oleh : Cocon, S.Pi
Dalam
perspektif perikanan budidaya, upaya penanggulangan tingkat kemiskinan harus
dilakukan dalam kerangka memberdayakan masyarakat pesisir khususnya pembudidaya
kecil maupun pemula melalui proses pendidikan yang berkelanjutan dengan prinsip
“menolong diri sendiri melalui peningkatan kemampuan”. Dengan demikian, mereka
akan mampu menggali dan memanfaatkan potensi yang ada dan
menjangkau kemudahan dalam aspek potensi sumberdaya, permodalan, teknologi maupun pasar.
menjangkau kemudahan dalam aspek potensi sumberdaya, permodalan, teknologi maupun pasar.
Kabupaten Jepara
yang secara geografis diuntungkan, karena merupakan wilayah pesisir yang
menyimpan potensi besar di sector perkanan terutama sumberdaya rumput laut baik
di Karimunjawa maupun Pesisir Jepara daratan. Rumput laut merupakan salah satu
komoditas perikanan budidaya yang mempunyai nilai ekonomis penting dengan
peluang pasar yang luas baik local maupun orientasi eksport. Ketersedian
teknologi yang sederhana, serta cash flow
yang terhitung cepat dengan margin keutungan yang besar dan tingkat penyerapan
tenaga kerja yang besar,menjadikan kegiatan usaha rumput laut sebagai kegiatan
usaha perikanan yang mampu menyentuh aspek pemberdayaan masyarakat pesisir
Jepara. Sebagai gambaran bahwa produksi rumput laut Jepara pada saat puncak
musim tanam dapat mencapai ≥ 600 ton/bulan atau sekitar 7.200 ton per-tahun.
Dalam 8 bulan terakhir (sampai dengan Agustus 2009) perputaran dana hasil
produksi rumput laut dalam bentuk raw-material di Karimunjawa mencapai ± 2,5
milyar, angka yang cukup tinggi dan memberikan peluang investasi yang besar.
Namun demikian
tingkat pemanfaatan budidaya rumput laut sampai saat ini belum mampu meng-cover keseluruhan luas lahan potensial yang ada, ini artinya
peluang usaha dan investasi masih sangat tinggi. Beberapa factor yang
menyebabkan lambatnya perkembangan aquabisnis rumput laut di Jepara antara lain
disebabkan diantaranya : Keterbatasan permodalan di tingkat pelaku utama,
Kelembagaan di tingkat pembudidaya/pelaku utama belum terbentuk secara kuat dan
mandiri dan Mind set pola pengembangan yang belum terbangun dengan baik serta belum
terwujudnya persamaan persepsi, komitmen serta kerjasama sinergi diantara
seluruh stakeholder dalam memaksimalkan
pemanfaatan potensi local (internal resources) dan pelaung-peluang ekternal
(external chances) yang ada, sehingga menyebabkan mata rantai proses produksi
berhenti pada tahapan tertentu.
Melihat besarnya
potensi dan peluang serta permasalahan yang ada, maka perlu dilakukan langkah
strategis salah satunya dengan melalukan Pengembangan Ekonomi Lokal melalui
pendekatan klaster aquabisnis rumput
laut. Pendekatan klaster aquabisnis rumput laut dimaksudkan untuk mendukung dan
menjadikan komoditas rumput laut menjadi produk unggulan sector perikanan
melalui pengembangan mata rantai kegiatan usaha dari hulu ke hilir (supply chain) yang efisien dan efektif agar hasil produksi mempunyai
posisi tawar (bargaining position) yang tinggi. Hasil produksi
rumput laut sampai saat ini masih di eksport dalam bentuk raw-material sehingga
kedepan perlu adanya pola pengembangan yang terintegrasi pada suatu kawasan.
Pola kemitraan system inti-plasma yang saat ini telah mulai berjalan secara
alamiah di Karimunjawa hendaknya perlu didukung salah satunya melalui advokasi
terhadap pola kemitraan, sehingga akan menjamin keberlangsungan kemitraan yang
saling menguntungkan dan berkesinambungan.
Pengembangan klaster
rumput laut pada hakekatnya lebih mengedepankan kemitraan yang dibangun melalui
komunikasi dan implementasi nyata diatara stakeholder
secara sinergis dan saling menguntungkan dengan demikian pengembangan ekonomi
local melalui aquabisnis klaster rumput laut harus menjadi bagian integral dari
upaya pemerintah daerah melalui pemberdayaan masyarakat pesisir, peningkatan
daya saing kolektif, penciptaan peluang-peluang baru serta pertumbuhan ekonomi
berkesinambungan melalui peningkatan produk sector perikanan dalam hal ini
komoditas rumput laut. Pengembangan klaster aquabisnis rumput laut dtekankan meliputi
pengembangan beberapa ploting kawasan meliputi zona pembibitan, zona budidaya,
Zona penanganan pasca panen,
Dari beberapa aspek di atas yang harus menjadi point
penting dalam rangka membangun system kluster aquabisnis rumput laut adalah
pertama : perlu adanya kesamaan persepsi, komitmen, tanggung jawab dan
kerjasama sinergi ran dari seluruh stake holder mulai dari pelaku utama, UMKM
pengolah, pelalu usaha, pemerintah, akademisi, perbankkan serta lembaga/institusi
dalam mewujudkan pengembangan ekonomi lokal melalui pendekatan klster
aquabisnis rumputlauti; Kedua : adalah peran pendampingan secara berkelanjutan
yang menjadi tanggung jawab bersama semua elemen yang terlibat secara langsung
dengan titik berat pada penguatan kelembagaan dan kemandirian serta
membangun kultur positif pelaku utama
rumput laut.
Forum Group Discussion Studi
Pengembangan UMKM Rumput Laut di Kabupaten Jepara yang baru-baru ini telah
dilakukan, hendaknya bukan hanya sekedar wacana namun harus melalui
implementasi nyata melalui peran sinergis dari semua stake holder terutama
pemerinatah daerah. Optimisme untuk membangun ekonomi lokal serta menjadikan Jepara
sebagai sentral produksi rumput laut serta terwujudnya pola pengembangan
kawasan rumput laut yang terintegrasi dari hulu ke hilir akan sangat mungkin
untuk diwujudkan. Sehingga tiga pilar pembangunan perikanan yang meliputi Pro-growth, Pro-poor dan pro-job akan
terwujud melalui peran pemberdayaan mayarakat pesisir Jepara. Sudah saatnya
sector Perikanan menjadi pilar utama dalam menopang pertumbuhan ekonomi daerah.
Artikel telah dimuat di kolom Wacana Lokal Harian Umum
Suara Merdeka, edisi November 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar