Budidaya Ikan Hias Untuk Peningkatan Ekonomi Nasional
Tingginya minat terhadap ikan hias Indonesia saat ini,
membuat semakin banyak pembudidaya ikan ataupun para pemasar yang mengusahakan
ikan hias sebagai komoditas andalan, sehingga memiliki potensi peningkatan
ekonomi nasional, demikian Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Dr. Ir. Slamet
Soebjakto, M.Si. dalam acara Forum Budidaya Ikan Hias dengan Tema ”Strategi
Industrialisasi Ikan Hias Berbasis Pengelolaan Sumberdaya Alam”yang diselenggarakan di Hotel Horison Bekasi, Jawa Barat pada 19-21 April 2013
Industrialisasi Ikan Hias Berbasis Pengelolaan Sumberdaya Alam”yang diselenggarakan di Hotel Horison Bekasi, Jawa Barat pada 19-21 April 2013
Dilanjutkan, salah satu upaya yang menunjukkan
keseriusan pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
dalam mengembangkan ikan hias baik air tawar maupun air laut, diwujudkan
melalui pengembangan kawasan Minapolitan ikan hias pada tahun 2011yang lalu di
Kabupaten Blitar, JawaTimur.
Dalam pengembangan ikan hias munuju Industrialisasi
berbasis blue economy, KKP senantiasa berupaya membangun dan
menciptakan iklim berusaha yang baik dengan pendekatan penguatan sistem
akuabisnis secara terpadu dari mulai hulu (teknologi produksi, sarana dan
prasarana) hingga hilir (pemasaran), termasuk menciptakan pola-pola kemitraan
yang sehat antara pengusaha/swasta dan masyarakat (pembudidaya ikan, pemasar,
hobbies dan eksportir).
Dalam sambutan tersebut, Dirjen juga menyinggung bahwa
perkembangan produksi budidaya ikan hias Indonesia selama tahun 2009-2012
cenderung meningkat dari sebesar 566 juta ekor pada 2009 menjadi 978 juta ekor
pada 2012(angka sementara) atau mengalami peningkatan rata-rata sebesar 18,9%
per tahun. Dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan sampai dengan tahun
2011 Indonesia baru menguasai 6,95% perdagangan ikan hias dunia atau menduduki
ranking ke-5 setelah Rep. Ceko, Thailand, Jepang dan Singapura.
Beberapa daerah di Indonesia seperti di Pulau Jawa,
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara yang sudah
berhasil mengembangkan serta memasarkan komoditas ikan hias yang memiliki harga
cukup baik seperti diantaranya jenis : arowana, discus, cupang, koi,
louhan, guppy, koki, dan jenis ikan hias air tawar lainnya. Sementara
jenis ikan hias laut seperti : clown fish, damsel, chromis, marine angel,
scorpion, butterfly, scooter blenny, wrasse, trigger fish, beaked coral fish,
sea horse, cardinal, beberapa diantaranya berhasil
dibudidayakan.
UPT Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah
melaksanakan kegiatan budidaya ikan hias yaitu BBPBAT Sukabumi (koi, koki,
arwana, cupang, manfish, sumatra, balasark dan coridoras), BBPBL Lampung (kuda
laut dan clown fish), BBPBAP Jepara (clown fish), BBAT Jambi (arwana, botia,
belida, benih jelawat dan benih kapiat), BBAP Situbondo (benih kerapu tikus),
BBL Ambon (angel piyama, banggai cardinal, blue devil, siklid, clown fish dan
zebra), BBAT Mandiangin (koi, komet, arwana dan belida), BBAT Tatelu (siklid,
komet, koki, platy koral, guppy, cupang, black molly, manfish dan black ghost).
Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas
Perekonomian Rakyat Kota Bekasi, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, Propinsi;
Kab/Kota atau yang mewakili, Dewan Ikan Hias Indonesia, Komisi Ikan Hias
Indonesia, Ketua dan pengurus Asosiasi/Perkumpulan/ Organisasi Ikan Hias
Indonesia, Pembudidaya, pemasar, importir dan eksportir ikan hias
Indonesia; Sesepuh dan Pakar yang telah membangun Ikan Hias
Sumber : Ditjen Perikanan Budidaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar